Jumat, 09 November 2012

17








17 tahun, ya 17 bukanlah usia yang  tergolong anak-anak lagi. 17 tahun adalah usia dimana jatah umur seseorang untuk menghirup oksigen yang ada di bumi ini mulai berkurang. Mungkin usia 17 sudah cukup bagiku untuk memulai hidup yang penuh dengan masalah. Dari segi apapun usia 17 merupakan usia dimana
sudah tidak dianggap anak bau kencur ataupun under age again. Namun dalam segi agama itu  merupakan pengurangan jatah usia untuk beramal baik di dunia yang akan menjadikan bekal kelak di akhirat nanti. Ku akui bahwa masih banyak sekali dosa-dosa yang menempel pada tubuhku ini. Semua dosa itu ada yang aku sengaja dan ada yang aku tidak sengaja. Banyak hal yang ingin kulakukan menginjak usia yang bukan anak-anak lagi. Di usia ku yang ke 17 ini tadi aku mendapat banyak sekali pelajaran berharga yang tak mungkin akan kulupakan. Ya, dari pagi hingga siang hari bahkan hingga pelajaran berakhir semua teman-teman cuek padaku dan aku tak mengerti mengapa semua seperti itu, apa salahku, akupun tak tau. Hingga di penghujung pelajaran aku tertipu oleh ucapan Riau (arum) dan Uming (aruming). Baru saja kubuka laptopku tiba-tiba mereka mengajakku megobrol dan tiba-tiba saja laptopku direbut oleh Riau dan aku pun digandeng menuju kantin sekolahku. Dalam hati aku sudah bertanya-tanya dan aku merasa tidak enak. Dan ternyata benar, semua teman-teman satu kelasku (yang perempuan) tiba-tiba saja datang dan mereka menyiramku dengan air dari gayung ke gayung hingga dari ember ke ember dan itu membuatku menggigil dan aku sempat menangis karena ulah teman-temanku. Setelah basah kuyup akupun disuruh ganti baju seragam oleh teman-temanku, sebelum ganti aku dibikin gagap dan tidak bisa bicara bahkan bicara yang aneh-aneh karena di marahi oleh temanku sendiri yaitu Anggun alias Soimah. Akupun menangis dan sebenarnya aku malu karena menangis dihadapan semua teman-teman XI IPS4, kelasku. Jujur saja aku tidak bisa bicara apa-apa dan aku terharu dengan mereka karena kejutan ini tidak pernah aku duga sebelumnya. Setelah itu akupun berganti baju, dan ternyata teman-temanku masih banyak yang belum puas dan mereka masih saja usil padaku, ya tas yang berisi celana buat aku ganti ternyata diumpetin oleh beberapa temanku, tak hanya itu saja sepatuku juga diumpetin. Namun selang beberapa saat aku bisa menemukan sepatuku, namun aku tidak bisa menemukan tasku. Hampir semua orang yang lewat, yang singgah, bahkan yang masih kelas X aku tanyai apa mereka melihat tasku. Saking sibukanya aku mencari tas, aku lupa kalau sepatu hanya aku taruh dimeja saja, dan dari sepasang sepatu itu diumpetin lagi sepatuku, namun yang mereka umpetin hanya satu. Semua itu membuatku panic sendiri dan salting sendiri seperti orang gila yang mencari jajaknya. Hampir satu jam aku teriak-teriak namun tak membuahkan hasil, bahkan aku kembali dimarahi temanku Anggun di hadapan 3 adik kelasku yaitu Yusuf, Krisna, dan Thea. Ternyata Yusuf dan Krisna sudah dibisiki oleh beberapa temanku untuk menjalankan scenario untuk usil padaku. Setelah aku merasa putus asa akhirnya aku niat untuk pulang dan mengikhlaskan sepatu dan tasku. Saat ku menuju parkiran sepeda ternyata temanku Ranggi, Shella, dan Icha masih ingin melihat aku dikerjain. Ya, mereka membuat semua skenarionya. Dan tiba-tiba BYUUUUURRRRRRR…..air kembali mengguyurku, kali ini malah lebih parah dan lebih banyak lagi karena memakai ember. Dan tiba-tiba saja BLUUUUSSSSS….tepung terigu membedaki kerudungku bahkan mukaku. Berkali-kali aku disiram air dan ditabur tepung oleh Arni, Nia, Etma, Fitri, Anggun, Ranggi, dan Hanifah serta beberapa teman yang aku tak tau siapa saja karena aku memejamkan mataku. Aku terbatuk-batuk dan tiba-tiba saja ada lilin serta kue didepan mataku, dan itu membuatku terharu. Ya, Icha datang bersama Shella dengan membawa kue kecil yang indah, walaupun kecil kue itu tetap indah dimataku karena itu dari orang-orang yang aku sayang selama ini. Setalah berfoto-foto dan berlarian mengejar muka semua teman-temanku, akhirnya kami pulang kerumah masing-masing, dan hari itu aku merasa sangat senang dan terharu dengan ulah jail semua temanku, I love you all J. Namun ternyata hari ini aku masih sial, karena motorku gembos, dan aku yakin semua itu memang sudah ada di scenario teman-temanku, dan aku terima itu dengan lapang dada, namun akhirnya sampai rumah motorku itu bocor, dan dengan berat hati ku menuju tukang tambal ban. Setelah aku pulang kerumah aku baru sadar bahwa hape neneku yang selama ini aku bawa juga mengalami sedikit kerusakan akibat ulah teman-temanku, ya….hape itu tidak berfungsi lagi di bagian spasi an 2 tombol kanan yang paling pokok di hape tersebut. Setelah insiden itu aku menjadi males sms, dan aku hanya bisa menerima telepon saja…eeeee nasib nasib….. dibalik senang juga ada susahnya, but it’s my sweet and very sweet seventeen, I love it, thank you friend J

0 komentar:

Posting Komentar